Penulis/Penerjemah: Muhammad Heno Wijayanto, Erma Purwati, Humairoturrosyiqoh
Jumlah Halaman: 443 hlm.
ISBN: –
Buku ini diadaptasi dari manuskrip Jawa berjudul Serat Panji Wulan Tumanggal Or. 22.948 koleksi Perpustakaan Universitas Leiden Belanda. Teks naskah ini merupakan teks Panji yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Memory of the World (MoW) pada Oktober 2017 yang lalu.
Di kerajaan Kediri pada masa lampau, Sang Raja Tunjung Sarenggi, dalam kesedihannya yang mendalam karena cintanya kepada Sang Dyah Galuh, Sang Retna Candra Kirana, merasa terhibur oleh kehadiran Dewata. Di saat yang sama, Raden Ukirsari sedang berduka karena ditinggalkan keluarga. Namun, ketika Panji muncul, segala kesedihan mulai sirna. Panji, yang sedang dalam perjalanan mencari istrinya tanpa ditemani punakawan, membawa keris sebagai tanda seorang satria. Di tengah perjalanan, Panji bertemu dengan Prabu Kelana yang sedang turun dari langit ke hutan lebat.
Prabu Kelana, dalam kegembiraannya, memuji kecantikan Sang Dyah dan merasa beruntung memiliki seorang bendara (tuan) yang cantik. Dia bahkan bernazar untuk mengabdi selama empat puluh hari, tanpa mempedulikan apa pun, bahkan tugas-tugas yang dianggap rendah seperti membuang kotoran. Pertemuan antara Panji dan Prabu Kelana menandai awal dari petualangan baru yang penuh dengan intrik dan kejutan di kerajaan Maguwa.